Broken Home dan Kejiwaan Seorang Anak

Kita kebanyakan tidak dapat membedakan teman kita yang sedang sedih atau tidak. Tentang bagaimana mereka menjalani hidup. Tentang bagaimana mereka mendapatkan masalah. Tentang apa saja yang menyakiti hati mereka.

Pernah tidak melihat teman kita yang terlihat sangat ceria seperti tidak memiliki beban dalam hidupnya. Pernah tidak melihat teman kita yang dapat membuat kita tertawa tanpa tahu tangisan dibalik senyum merekahnya itu.

Broken home adalah kurangnya perhatian dari keluarga atau kurangnya kasih sayang dari orang tua sehingga membuat mental seorang anak menjadi frustasi, brutal dan susah diatur. Broken home sangat berpengaruh besar pada mental seorang pelajar hal inilah yang mengakibatkan seorang pelajar tidak mempunyai minat untuk berprestasi. Broken home juga bisa merusak jiwa anak sehingga dalam sekolah mereka bersikap seenaknya saja, tidak disiplin di dalam kelas mereka selalu berbuat keonaran dan kerusuhan hal ini dilakukan karena mereka cuma ingin cari simpati pada teman-teman mereka bahkan pada guru-guru mereka. Untuk menyikapi hal semacam ini kita perlu memberikan perhatian dan pengerahan yang lebih agar mereka sadar dan mau berprestasi.

Banyaknya kasus ini di Indonesia dikarenakan pendapatan perkapita kita yang tidak stabil antar individu serta ekonomi yang terus bergejolak tidak tentu disetiap musim. Menekankan keluarga untuk terbatas dalam memberikan perhatian.

Gangguan Kejiwaan pada Seorang Broken Home :

1. Broken Heart
Si pemuda merasakan kepedihan dan kehancuran hati sehingga memandang hidup ini sia-sia dan mengecewakan. Kecenderungan ini membentuk si pemuda tersebut menjadi orang yang krisis kasih dan biasanya lari kepada yang bersifat keanehan sexual. Misalnya sex bebas, homo sex, lesbian, jadi simpanan orang, tertarik dengan istri atau suami orang lain dan lain-lain.

2. Broken Relation
Si pemuda merasa bahwa tidak ada orang yang perlu di hargai, tidak ada orang yang dapat dipercaya serta tidak ada orang yang dapat diteladani. Kecenderungan ini membentuk si pemuda menjadi orang yang masa bodoh terhadap orang lain, ugal-ugalan,cari perhatian, kasar, egois, dan tidak mendengar nasihat orang lain, cenderung“semau gue”.

3. Broken Values
Si pemuda kehilangan ”nilai kehidupan” yang benar. Baginya dalam hidup ini tidak ada yang baik, benar, atau merusak yang ada hanya yang ”menyenangkan” dan yang ”tidak menyenangkan”, “pokoknya apa saja yang menyenangkan saya lakukan, apayang tidak menyenangkan tidak saya lakukan.”

Sebagai contoh teman saya juga merupakan korban dari broken home. Ayahnya menikah lagi dibelakang ibunya dengan wanita lain sehingga ibunya sering disakiti oleh ayahnya. Sosok ayah dari kecil yang dijadikan panutan olehnya hancur berkeping-keping menjadi abu. Tak ada lagi rasa kebaikan pada dirinya seperti yang ia ucapkan pada kami para temannya.

Namun disaat temannya sedang beradu mulut dengan ibu dari temannya. Ia pun memberikan nasihat seperti ibu dari temannya itu adalah ibunya. Terlihat dimatanya bahwa ia tidak kuat melihat air mata yang jatuh dari seorang ibu.

Penderitaan yang mungkin dirasakannya mungkin terlihat biasa saja bagi orang yang mengenalnya. Namun bagi sahabatnya yang dapat melihatnya. Terasa sangat perih dihati hingga menjetikkan air mata. Terkadang sebagai seorang teman harusnya bisa melihat isi hati seorang teman.

Sesungguhnya teman itu adalah hal yang paling menggembirakan didunia ini..

Referensi:

http://sii-lukman-oneheart.blogspot.com/2011/12/tugas-mata-kuliah-ilmu-sosial-dasar.html

https://www.facebook.com/notes/stefenz-bramz/dampak-broken-home-bagi-kejiwaan-anak/551398961569383