Merespon Banjir di Lingkungan Perumahan Total Persada

Pernah mendengar daerah Kota Tangerang? Bukan Kota Tangerang Selatan loh. Banyak yang suka salah menerka Kota Tangerang Selatan merupakan Kota Tangerang. Kota Tangerang adalah sebuah kota yang terletak di Tatar Pasundan Provinsi Banten, Indonesia. Kota ini terletak tepat di sebelah barat ibu kota negara Indonesia, Jakarta. Kota Tangerang berbatasan dengan Kabupaten Tangerang di sebelah utara dan barat, Kota Tangerang Selatan di sebelah selatan, serta Daerah Khusus Ibukota Jakarta di sebelah timur. Tangerang merupakan kota terbesar di Provinsi Banten serta ketiga terbesar di kawasan Jabodetabek setelah Jakarta dan Bekasi di provinsi Jawa Barat.

Oh iya, bagi yang belum tahu, Kota Tangerang pernah meraih penghargaan internasional dalam bidang lingkungan loh. Yakni, berhasil meraih ASEAN Environmentally Sustainable City (ESC) Award untuk kategori udara bersih tingkat ASEAN. Dengan merupakan kota yang cukup dikenal Kota Tangerang memiliki walikota yang sangat mumpuni saat ini yaitu Bapak Arief R. Wismansyah

Namun ada satu daerah di Kota Tangerang yang masih memiliki masalah dari masa ke masa. Banjir yang terus menghantui daerah perumahan Total Persada di Kelurahan Gembor, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang. Masalah banjir di perumahan Total Persada, telah lama jadi perhatian pihak Pemerintah Kota Tangerang. Meski telah mengetahui kondisi itu sejak dulu, belum ada penanganan atau tindakan dari pemerintah dalam rangka mengatasi banjir yang menjadi masalah serius bagi sekitar 800 kepala keluarga (KK) di sana.


Kawasan perumahan Total Persada mencakup dua RW di Kelurahan Gembor, yakni RW 07 dan 08. Menurut pengakuan sejumlah warga di posko pengungsian, banjir di Total Persada telah terjadi sejak tahun 1997 silam. Artinya, hampir 19 tahun kondisi serupa terjadi berulang kali. Marvin, warga RT 07 RW 07 Kelurahan Gembor, masih ingat betapa lelahnya dia bersama istri dan saudara-saudaranya membersihkan rumah dari lumpur bekas banjir.



Banjir yang kerap terjadi di perumahan Total Persada, dinilai tidak lepas dari kondisi alam dan letak geografis di sana. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Bidang Sumber Daya Air, Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Tangerang, Taufik, saat berbincang dengan Kompas.com, pada Selasa (15/11/2016) malam. "Perumahan Total itu tergantung oleh dua sistem utama, yaitu Kali Ledug dan Kali Cirarap. Kali Ledug itu menjadi kewenangan Pemerintah Kota atau kami, sedangkan Kali Cirarap itu kewenangannya ada di (pemerintah) pusat," kata Taufik.

Dia menjelaskan, hulu Kali Cirarap ada di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Aliran air dari hulu akan melalui Kali Cirarap dan diteruskan ke Kali Ledug yang posisinya berdekatan dengan perumahan Total Persada, kemudian air keluar ke Laut Jawa. "Pertemuan antara Kali Cirarap dan Kali Ledug itu persis ada di perumahan Total Persada," tutur Taufik. Dalam kondisi tidak banjir saja, menurut Taufik, untuk mengalirkan air bekas pakai warga di perumahan Total Persada, harus dibuang menggunakan pompa air. "Perumahan Total ini posisinya lebih rendah dari sungai," ujar Taufik.

Respon Banjir Perumahan Total Persada oleh Pemerintah Daerah

Pada masa ke masa Kali - kali ini tidak terlalu terlihat oleh pemerintah daerah dikarenakan jalur yang dilalui oleh kali - kali ini merupakan lintas daerah dan sangat sulit untuk kerja sama antar daerah. Kali kali yang membentang dari bogor, kota tangerang, hingga kota tangerang selatan ini jadi permasalahan yang sangat signifikan.

Karena perbedaan dinding Turap yang berbeda dari daerah ke daerah serta perbedaan kebutuhan ketinggian Turab dari daerah ke daerah memberikan kesulitan sendiri dalam pembangunan turab ini. Pemerintah Kota Tangerang memberikan inisiatif yang baik dengan memulai pembangunan ini.

Wali Kota Tangerang, Arief Wismansyah pada Sabtu (14/2) mengatakan, pihaknya akan segera mengimplementasikan polder syatem di Kali Ledug dan Kali Cirarab untuk menanggulangi banjir yang kerap melanda kawasan Periuk."Selain membangun polder system di dua kali tersebut, kami akan menambah kapasitas daya tampung Situ Bulakan. Kami akan tambah menjadi 1 juta meter kubik, dua kali lipat lebih besar," katanya.

Seperti yang pernah diberitakan sebelumnya oleh Warta Kota, Arief sendiri pernah berencana merubah sistem pembuangan air dari Situ Bulakan ke Kali Cirarab dengan pompanisasi ke Situ Cangkringan. "Kemudian nanti akan dialihkan ke saluran irigasi yang menuju Kali Cisadane," kata Arief.

Sementara, untuk penanganan Kali Sabi, pihak Pemkot Tangerang berencana melakukan by pass di bagian Kali Sabi."Aliran Kali Sabi selama ini selalu melewati Kali Cirarab, yang notabene merupakan kali yang juga rentan meluap bilamana hujan besar dan banjir kiriman dari Bogor datang. Kami sudah berkoordinasi dengan pihak Kabupaten Tangerang soal pembuatan by Pass dari Kali Sabi menuju ke Kali Cisadane dengan pompanisasi," ujar Arief lagi.

Revitalisasi


Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah menyampaikan rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang untuk memaksimalkan keberadaan sungai dan situ sebagai destinasi wisata baru di Kota Tangerang. Hal tersebut telah tertuang dalam konsep Tangerang sebagai Kota Layak Dikunjungi yang menjadi bagian dari konsep Tangerang Live. ''Kami berencana untuk melakukan revitalisasi terkait fungsi bantaran kali, salah satunya, kami akan membangun beberapa taman di pinggiran Kali Cisadane. Selain nantinya bisa mempercantik kota, hal tersebut tentu juga bisa menjadi tempat rekreasi alternatif warga Kota Tangerang,'' ujar Arief, Rabu (27/4).

Menurut Arief, Pemkot Tangerang juga akan melaksanakan pembangunan long storage di Situ Bulakan yang sudah direncanakan dari 2015. Long storage sudah mulai beroperasi sejak awal Januari 2016. Long storage yang berfungsi sebagai saluran pembuangan untuk Kelurahan Priuk dan sekitarnya diharapkan mampu menampung limpasan air dari Kali Cirarab dan Kali Ledug sehingga bisa mengurangi beban Situ Bulakan. Long storage yang panjangnya 500 meter juga akan dilengkapi dengan dua unit pompa air yang berkekuatan 100 liter per detik.

Arief mengaku, Pemkot Tangerang ingin menjadikan sungai sebagai wajah Kota Tangerang. Selain itu, mereka juga berencana membuat water way yang nantinya bisa terhubung dengan moda transportasi lain, seperti kereta api maupun busway. Rencana revitalisasi sungai sekaligus situ tersebut mendapatkan sambutan positif dari Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BWS) Ciliwung-Cisadane T Iskandar. Dia mempersilakan Pemkot Tangerang untuk mengajukan konsep revitalisasi sungai dan situ kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI.

Iskandar menambahkan, pemerintah pusat telah menganggarkan Rp 1,8 triliun untuk pelaksanaan revitalisasi dan penanganan banjir dari 2015-2018. Salah satu di antaranya adalah normalisasi Kali Cisadane dan juga Kali Sabi. Selain program penanganan banjir yang telah dianggarkan oleh pemerintah pusat, Pemkot Tangerang juga telah menerapkan beberapa program penanganan, di antaranya, penurapan dan rehabilitasi tanggul yang dibangun sejak 2010-2014 sepanjang 15.550,63 meter.

Kemudian, pada 2015, rehabilitasi tanggul mencapai sekitar 5,458 meter yang tersebar di 13 kecamatan. Ada pula program pengerukan dan pembersihan sungai. Pada 2015, telah dilakukan pengerukan di 13 kecamatan meliputi 64 di kali atau saluran pembuang di beberapa segmen saluran pembuangan tersebut.

Kesimpulan

Diharapkan pembangunan ini memberikan dampak positif pada beberapa daerah yang menjadi langganan korban banjir ini. Tidak semua salah masyarakat apabila banjir. Kita pun harus melihat morfologi serta geografi tanah pada daerah tersebut. Walaupun Masyarakat mencoba untuk hidup sehat dan bersih pun banjir masih tetap melanda.

Saran
Oh iya, sebelumnya pemerintah Kota Tangerang juga mencanangkan pembenahan Sungai Cisadane yang dulunya juga kerap menimbulkan masalah banjir. Lalu dengan Sistem pembenahan yang cepat dan baik Pemerintah Kota Tangerang juga dapat memaksimalkan potensi Sungai Cisadane. Tak hanya memaksimalkan potensi Sungai Cisadane sebagai salah satu sumber air bersih, Pemerintah Kota Tangerang terus melakukan sejumlah pembenahan untuk mempercantik sungai ini. Bila sebelumnya di sepanjang sungai mulai dari Jalan Benteng Jaya maupun Jalan Berhias, Gerendeng telah dibangun jogging track lengkap dengan sarana bermain anak, maka kali ini di Jalan Kali Pasir terlihat lebih cantik dengan dibangunnya flying deck. Dengan adanya flying deck, penampakan bantaran sungai terbesar di Kota Tangerang ini semakin cantik dan terurus.



Diharapkan dengan pembenahan kali - kali yang sering menyebabkan banjir di atas juga dapat mengikuti program yang dilakukan oleh walikota yang akan mengalirkan buangan air ke Cisadane dan Program pembenahan juga dapat menghiasi Kali Kali ini.


Sumber:
http://megapolitan.kompas.com/read/2016/11/16/06021891/menyoal.keseriusan.pemkot.tangerang.tangani.banjir.di.perumahan.total.persada
http://megapolitan.kompas.com/read/2016/11/15/20262381/perumahan.total.persada.jadi.langganan.banjir.ini.penjelasan.pemkot.tangerang
http://www.republika.co.id/berita/koran/urbana/16/04/28/o6c6c99-tangerang-revitalisasi-bantaran-sungai
http://wartakota.tribunnews.com/2015/02/14/polder-system-kali-cirarab-dan-kali-ledug-segera-diimplementasikan
http://news.liputan6.com/read/2651692/atasi-banjir-tanggul-kali-leduk-tangerang-akan-ditinggikan
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Tangerang

Comments

Popular Posts